Naskah Drama "Loe Gue Wis"
Aku mau ngepost tentang tugas-tugasku selama di SMP. Kali ini yang tugas kelas 8. Tugas kelompok sebenere. Semoga bisa membantu :P
Loe Gue Wis
Tokoh :
Mery : Cewek, usia 13 tahun, ramah, suka
bergaul,
Lintang : Cewek, usia 13 tahun, ramah, berambut
pendek,
Bambang : Cowok, usia 13 tahun, bahasa Jawanya
sangat kental,
Pinoy : Cowok, usia 13 tahun, Betawi, kadang-kadang suka
o’on,
Dylan : Cowok, usia 13 tahun, sok
romantis,
Pak Pati : Guru pria, usia sekitar 37 tahun, orang
Sunda asli,
Situasi panggung :
Hari Rabu, hari yang sangat
menyebalkan dengan berbagai macam pelajaran yang sangat membosankan. Tetapi, pagi itu ada
yang berbeda. Pak
Pati, datang ke kelas bersama seorang
murid cewek yang agak asing. Cewek itu tersenyum ramah.
Pak
Pati :”Selamat pagi, Anak-anak !”
(menyapa murid 8-3 dengan semangat dan
sumringah)
Murid
8-3 :”Pagi Pak!” (murid menjawab dengan
koor ala anak SD)
Pak
Pati :”Pagi ini, kita semua mendapat
teman baru di 8-3. Dia
baru saja pindah dari Subang. Silakan . . .” (mempersilakan Mery
masuk)
Mery :”Terimakasih, Pak. Tapi . . . saya ingin
membetulkan kalimat Bapak, yang “baru saja pindah”, Pak. Karena, setelah
dipikir-pikir, saya sudah 2 bulan di sini” (sambil berpikir)
Pak
Pati :”Haa . . . ya . . ya . .”
(geleng-geleng kepala geli)
Mery :”Hehe. Oke . . . Pagi, semua
. . . kenalin, aku Meryssa P.N, aku dari Kudus, tapi aku tinggal di
Subang.Karena, orang tuaku pindah-pindah”
Dylan :”Halo Mery, maaf menyela. Kenalin juga, nih. Aku Dylan, cowok
terkeren di 8-3 tahun ini” (sambil menaik-turunkan alisnya dan tersenyum
narsis)
Mery :”Haa??” (terbelalak,melongo,kaget)
Murid
8-3 :”Wuuu . . . dasar narsis, Loe !” (koor lagi)
Pak
Pati :”Ckckck . . . Dylan . . Dylan .
. .” (sambil menahan tawa)
Bambang :”Dylan naksir mbak’e tuh . . .” (menyahut)
Murid
8-3 :”Ihiy . . . prikitiew . . . ayo . . ayo .
. . tweet di twitter yook”
(kompak, lagi)
Pak
Pati :”Sudah-sudah . . .” (melerai)
“tapi, kalau udah di tweet, jangan lupa mention-in Bapak, ya”
Murid8-3 :”Wuih . . . hebat, Pak Guru gaul euy!”
Pak
Pati :”Yaa iya laah” (menggoyangkan
kepala)
Mery :(baru sadar dari kagetnya) “Wah,
gila ini . . .” (katanya pelan)
Pak
Pati :”Udah-udah, silakan lanjutkan,
Mery . . .”
Mery :”Hm . . . eh, iya, Pak . . .”
(nyengir kuda) ”Kalian bisa panggil aku Mery . . . Salam kenal !” (tersenyum)
Pak
Pati :”Oke, terima kasih . . . kamu bisa
duduk di . . .” (mencari bangku kosong) ”Lah, itu . . . di sebelah si Pinoy !”
(sambil menunjuk Pinoy)
Mery :”Pinoy, ya . . . “ (memandang cowok
keriting, item-manis yang ditunjuk Pak Pati)
Mery
pun segera menuju tempat duduknya dan Pak Pati memulai pelajaran pagi itu.
“Kring – ding – dong” bel berbunyi, istirahat tiba. Saat – saat yang paling
ditunggu oleh murid 8-3 yang sedang diserang oleh jutaan rumus fisika ala Pak
Pati yang banyaknya melebihi bintang di langit.
Pinoy :“Hai Mery...aku Pinoy” (tersenyum)
Mery :“Oh...hai Pinoy, senang berkenalan
denganmu” (tersenyum membalas Pinoy)
Pinoy :”Kamu orang Betawi kan, sama kayak ane” (kata Pinoy sok tahu)
Mery :”Betawi ?”(tanya Mery bingung)” aku
orang Kudus, Pinoy...” (kata
Mery sabar)
Pinoy :”Ooh...tinggal di
Kudus...ya...ya...”(mulai nggak nyambung)
Mery :”Ha ? Ya deh nyerah. Anything you
say !”(tak sabar lagi)
Pinoy :”Haa ?” (senang sekaligus
kaget, dikiranya dia dipanggil ‘say’ sama Mery )”Oh...jangan marah
tho say...”(katanya ge-er)
Mery :(Kaget,menaikkan alisnya tak
percaya)”Apa ? Haa ? What are you talking about ? ge-er banget sih jadi
orang...”(kata Mery heran,tak percaya)
Pinoy :(masih ge-er dan malu)”kamu pengen
gedang...oke...besok
aku bawain,say...”(tersenyum)
Mery :(terbelalak, melongo,kaget tak
percaya lagi)”Sumpah, ni anak gila apa ya ?”(geleng-geleng)
Pinoy :”Kamu suka aku ?” (ge-er tingkat
tinggi plus nggak nyambung)” Hehehe...makasih Mer...aku juga suka kok...sama
kamu”(malu-malu)
Mery :”Ampun...Tuhan, parah banget sih
lo”(kata Mery tak sabar, sedikit emosi, sekaligus heran tak percaya)
Pinoy :”APA ! Parah ? Siapa yang parah ?!
Enak aja ngatain orang sembarangan, kan tadi yang bilang suka aku duluan kan
kamu. Kenapa kok kamu tiba-tiba bilang aku parah sih ?!”(tak terduga, dia jadi
nyambung dan sedikit emosi)
Mery :”Haa ?”(kaget lagi untuk yang
kesekian kalinya)”Oh...bukan kamu, itu lho...tadi berita yang ada di
TVRI...”(ngeles)
Pinoy :”Oh...oke deh...say...aku pergi dulu
ya...”(nggak jadi marah dan ge-er lagi)
Mery :”Gilaa...kalo lagi ngomong serius
dia nggak nyambung, malah jadi ge-er, eeh...giliran waktu disindir dianya
nyambung...Oh My God”(memutar bola matanya,mencoba meredam kesal)
Lintang,
yang baru datang dari kantin, langsung menuju ke bangku Mery. Menghampiri Mery
yang sedang menyalin jadwal pelajaran dari buku tertib kelas.
Lintang :”Hai...”(menyapa dengan ramah)
Mery :(Mendongak, berpaling dari
kesibukannya mencacat jadwal) “Ooh...Nama kamu siapa ?”
Lintang :”Lintang Lestari, senang bisa kenal
kamu”(tersenyum, mengulur tangannya kepada Mery)
Mery :”Sama aku juga”(membalas tersenyum
dan menjabat tangan Lintang)
Lintang :”Gimana ? Enak nggak disini ?”(tanyanya
ramah)
Mery :(tersenyum, menutup bukunya)”Asyik,
disini...anaknya ramah, baik, cocok banget. Jadi betah deh...(katanya tulus)
Lintang :”Hehe...bisa aja kamau”
Mery :”Tapi,Lin...by the way...boleh nggak
aku tanya sesuatu ? (serius)”tapi jangan bilang siapa-siapa”
Lintang :(berpikir)”Okay...tanyai
aja...”(tersenyum)
Mery :”Si Pinoy tuh kenapa sih ?Aku ngomong
ini...eeh...dianya jawabnya beda. Sebenarnya kenapa sih ?”(serius dan heran)
Lintang :”Oh...itu,hahahaha”(tertawa)”Pinoy tuh
emang rada-rada ga nyambung, kadang-kadang’budi’nya kambuh (jelasnya)
Mery :”’budi’??”(heran lagi)”Apaan tuh?”
Lintang :”Hehehe.....’budi’itu budek dikit,
haha”(tertawa lagi)
Mery :”Hahahaha”(ikut tertawa)”bisa aja”
Lintang :”Ya...bisa,lah...Lintang”
Bu
IPS datang, Lintang kembali ke tempat asalnya. Semua murid 8-3 diam. Tak lama
kemudian, Bu IPS keluar kelas karena ada keperluan mendadak, Jadilah,8-3 punya
kesempatan emas untuk bermain selama 2 jam kemudian. Mery yang harus melengkapi
identitasnya, menghampiri Bambang sang
ketua kelas. Ia membawa selembar kertas berisi biodatanya.
Bambang :”(menyadari kedatangan Mery)”Eh,hai...kamu
Mery kan ?”
Mery :(tersenyum sedikit
heran)”yaa...kamu?”
Bambang :”Aku Bambang”(jawabnya singkat)
Mery :(menyodorkan biodatanya)”ini
identitasku,kapan aku bisa dapat kartu pelajar sama perpus?”(todongnya
bertubi-tubi)
Bambang :”Sabar , mbak . .” (menerima biodata Mery
dan membacanya)”sik mbak, bentar . . .”
Mery :”Oke, gimana, Bam?” (tanya lagi)
Bambang :”Namamu lucu lho, mbak Mer” (tersenyum)
Mery :(kaget, heran)”Lucu apanya sih?”
Bambang :”Meri, Meri kalau di bahasa Jawa artinya
anak itik, mbak Mer . . . hehe” (nyengir)
Mery :”Astaganaga, Bambang . . . namaku,
my name is M-E-R-Y dibacanya Mery, (e’seperti pasa kata ‘enak) bukan Meri
(e’seperti pada kata ‘emas)” (jelas Mery)”Ngerti, kan?” (berusaha sabar)
Bambang :”000h . . . hehe . . . sepurone nggih mbak
. . . Aku ora ngerti ee” (minta maaf)
Mery :”Hufft . . . ya . . . ya . . . Udah
ya, aku tinggal Thanks before”(berusaha tersenyum)
Bambang :”Ya . . . oelah bel berbunyi 5 kali mbak .
. .”
Setelah
melewati beberapa perkenalan yang cukup unik , Mery pun pulang setelah bel
berbunyi 5 kali. Ia sedang menunggu papanya yang katanya masih ada meeting.Ia
duduk di halte depan sekolah.Tak lama kemudian, datanglah Dylan.
Dylan :”Merry...”(sapanya dengan
manis,tersenyum,seraya duduk disamping Mery)
Mery : (Kaget sedikit,menoleh menatap
Dylan)”oh...kamu,eh...maaf aku lupa,siapa ?
Dylan :”Yah...SL”(katanya sedikit menyesal)
Mery :”Apaan tu SL ?”(penasaran)
Dylan :”SL
itu.lemah,letih,lesu,lunglai,lalinan...Mery sayaaang...”(sok romantis)
Mery :”Idih...gila...biasa aja gito
lho...siapa namamu?”(mengernyit)
Dylan :”Namaku,Dylan Chui...ingat, kan ?”
Mery :”Ooo...ya, Dylan...”(mengangguk)
Dylan :”Dijemput siapa nih ?”(tanyanya lagi)
Mery :”Papaku,kenapa ?”
Dylan :”Nggak papa,kasih nomermu
dong,Mer...”(mengeluarkan ponselnya)
Mery :”Nomer apaan ?sepatu ?”(menggoda)
Dylan :”Nggak !nomer rumahmu Mer...!yaa,udah
pasti nomer ponselmu laah
Mery :”Ooh...bilang dong dari
tadi...0887880088”(melihat jalan raya)”eh,itu papaku,aku pulang dulu ya
Dy...”(pamit)
Dylan :”Okay,Merryssa
sayang”(gombal)”makasih nomer ponselnya”(sedikit teriak)
Comments